Untuk kali ini suasana ngetrip ada yang berbeda_ untuk pertama kali ajak
istri dan ponakan2 ngetrip bareng,( masih pengantin baru eeuuuu ^_^ ) mulanya agak ragu karna destinasi tujuan agak jauh,,, melihat alat transportasi yang kami gunakan ialah motor....__
takut jika terjadi kejadian yg tidak diinginkan sebab medan yang
ditempuh bayak tikungan curam , tepatnya di ujung
timur pulau sumbawa, pantai lariti namanya meski ane sudah pernah mengunjunginya , namun untuk ke pulaunya belum sempat saat itu, hanya
mengekspose dari bibir pantainya saja, Pantai Lariti, pantai yang
lautnya bisa terbelah, dari tulisan sebelumnya mengenai pantai lariti ,, telah di paparkan beberapa pantai yang pantainya bisa terbelah
yang terdapat di indonesia ...
Perjalanan ke kab. Bima kami
tempuh hampir 3 jam wahhhh hujannn booo ,entah apes atau ngak.... jadi harus berteduh sepanjang
jalan jika hujannya makin deras, 4 perempuan dan satu ponakan kecil yang
harus di jaga busheettt harus punya jurus perbanyak diri seperti NARUTO
, belajarnya dimana ya..... :) ..akhirnya sampai juga di bima ,
dinginnya angin malam menambah angin dalam tubuh semakin berontak, ,
butuh kerokan hangat dari istri kayaknya :) hehehe. kami start dari dompu
ba`da ashar , memang benar perkataan para traveller ,,membawa perempuan
saat traveller itu penyakit ckckckckckck____ :) peach yoooo
baru tiba di kab. bima..padahal kedinginan masih bisa terseyum manis |
sebelum istirahat selfie doloe :) |
kota bima punya taman merdeka, tempat ngumpul2 nya keluarga , teman atau
hanya sekedar nge-kopi alone, kebetulan malam minggu kami sempatkan
nikmati suasana kota sambil istirahat sejenak sebelum istirahat total di
rumah keluarga agar kondisi kembali fit besok, setelah menempuh perjalanan sekitar 1.5 jam dan akhirnya kami sampai juga ..... taadaaaaaaaaaaa
hidupkan alat dokumentasi aja ribet ya perlu negosiasi ^_^ |
Saat itu belum benar - benar terbelah pantainya namun, sudah nampak jalan menuju pulau dengan kedalaman jalur yang terbuka hanya sampai ke lutut kaki, menurut info sekitar jam 1 siang baru benar benar terbuka , tapi kenapa ngak ampe terbuka ya meski kita tunggu sampai siang hehehehe ... mungkin tergantung arus pasang air laut , kadang pagi dan kadang di sore hari.., but .....its OK pantai Lariti ttp indahk kok _______
Karna jarak tempuh yang lumayan jauh, mengingat besok hari senin, pasti butuh kondisi yang fit pula untuk kembali ke aktivitas pekerjaan masing - masing.. I HATE MONDAY ^_^___ kami tak bisa menyaksikan pantai nya benar - benar terbelah , jadi harus segera pulang .... sesuai dengan planing sebelumnya dalam perjalanan pulang kami singgah di situs budaya UMA LENGGE , tepatnya di desa MARIA kec. WAWO____
Uma Lengge merupakan rumah adat suku Bima di Sumbawa.
Rumah adat ini bentuknya hampir sama dengan lumbung. Atapnya berbentuk kerucut dan dibuat dari daun atau jerami.
Uma Lengge salah satu rumah adat tradisional peninggalan asli nenek moyang suku Bima (Dou Mbojo)
yang dulunya berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi. Lokasi kedua
peninggalan adat tersebut terletak di Desa Maria, Kecamatan Maria, dan
Desa Sambori Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa.
Pada masa lalu, padi disimpan di Uma Lengge atau Uma Jompa untuk
kebutuhan satu tahun. Penempatannya yang terpisah dengan rumah tinggal
penduduk konon dimaksudkan untuk mencegah efek domino yang merugikan
apabila terjadi bencana kebakaran. Dengan demikian, apabila rumah tempat
tinggal penduduk terbakar, maka padi yang disimpan di dalam Uma Lengge atau Uma Jompa tidak akan ikut terbakar, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itulah, kompleks Uma Lengge di Desa Maria dibangun agak jauh dari pemukiman penduduk.
"supaya
kamu bepergian di jalan-jalan yang luas di bumi itu." [Al-Qur'an 71:20]
Pesan yang sama
diulang dalam Surat Taha:
"(Allah)
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan
bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan." [Al-Qur'an 20:53]